Selasa, 28 Oktober 2014

Kepedulian Bapedal- Batam Terhadap Mangrove

Dendi N Purnomo Aktivist juga
Pulau. Labu 28 Oktober 2014, Kepala Bapedal Batam kecewa dengan activist selat bulang monitoring, kekecewaan ini disampaikan langsung Dendi Purnomo kepada direktur Selat Bulang Monitoring Rizaldy.

Kekecewaan Dendi karena tidak diberitahukannya kegiatan kunjungan team Go Green PT Rubycon Indonesia ke pulau Labu.
"Keterlaluan, kenapa kita tidak diberi tahu padahal hari itu jadwal saya lagi kosong" ini kata-kata yang diucapkan Dendi sembari tersenyum masam .
Taguchi Mr Rubycon Indonesia-Photo by Team Go Green

Perlu diketahui bersama, kegiatan tanam bakau bersama antara team go green Pt Rubycon Indonesia  bersama Aktivist selat bulang monitoring telah dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 25 Oktober 2014.


Namun bagi kami kekecewaan ini merupakan sebuah hadiah tersendiri bagi para aktivist karena dapat mengukur rasa kepedulian seorang kepala Badan pengendalian lingkungan hidup terhadap kegiatan pro lingkungan oleh para penggiat Mangrove. (R001)


Kami Bicara, Lihat, Datang, Dan Kami Tanam Mangrove

Salam Satoe Djiwa Oentoek Mangrove
Batam 25 October 2014. Judul diatas merupakan sebuah ungkapan yang kami rasa cukup tepat untuk menilai rekam jejak Team go green Rubycon Indonesia, betapa cukup efesiennya para anak muda yang merupakan penerus penggiat lingkungan khususnya mangrove yang ada di Pulau Batam.

Bertempat di Pulau Labu kelurahan Batu Legong kecamatan Bulang kota Batam team go green diwakili 30 orang, mereka berasal dari berbagai departement yang ada di PT Rubycon Indonesia serta Mr Taguchi sebagai QA Manager melakukan kunjungan ke Pulau Labu, tempat  pembibitan Mangrove milik Selat Bulang Monitoring.

Masyarakat Pulau Labu meneliti background baner RBI
Dipulau ini team Go Green Rubycon, melakukan berbagai aktifitas, berupa penyemaian bibit bakau sekaligus melakukan penanaman.
Selain itu mereka diwakili  Mr Taguchi, menyerah kan bantuan secara langsung peralatan olah raga berupa bola volley dan takraw, kepada perwakilan Pemuda serta memasang white board sebagai sarana pendidikan di Home Base Rumah Bakau Indonesia.

Kegiatan tidak berhenti, para penggiat lingkungan meletakkan baner sebagai identitas keberadaan rumah bakau dengan judul "Rumah Bakau Indonesia", berlatar belakang photo pulau labu yang diambil dari udara. 

Baner Rumah Bakau Indonesia menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat pulau labu, karena mereka selama ini tidak pernah memandang land scape wilayah mereka secara utuh, karena wilayah mereka tidak ada dataran tinggi kalaupun ada hanya berupa bukit setinggi 3 meteran.
Rubycon Indonesia Tanam Bakau-Pulau Labu

Pola sistimatis seperti team go green Rubycon sudah selayaknya menjadi model para penggiat lingkungan kedepan, selain mereka mengumpulkan dana untuk pembiayaan mangrove, mereka juga terjun langsung kelapangan, dari informasi yang kami dapatkan, sebenarnya masih banyak yang mau hadir tetapi para panitia membatasi, karena mereka tidak mau merepotkan para aktivist selat bulang monitoring sebagai tuan rumah

Kami Bicara, Lihat, Datang dan Kami Tanam Mangrove, terpola dan teraktualisasi secara nyata dalam team go green Rubycon, kenyatan ini membuat para aktivist  tertinggal satu langkah dari mereka, dan ini akan kita imbangi ucap Awang Congkang penggiat lingkungan dari pulau Labu.( R001)


Jumat, 10 Oktober 2014

Jiwa Lingkungan Di Rubycon Indonesia

Batam Oktober 2014, Pertemuan antara Team Go Green PT Rubycon Indonesia diwakili oleh David , Agus
Team Go Green PT Rubycon Indonesia menaiki speed boat
dan beberapa orang activist lingkungan disaksikan masyarakat pulau Labu berlangsung penuh kekeluargaan.

Rasa optimist dari sekumpulan anak-anak muda yang berwawasan lingkungan menjadikan mereka mendapat nilai plus dari kami. Mengapa demikian, selain mempunyai basic pekerjaan yang tetap sebagai karyawan PT Rubycon mereka telah bersusah payah untuk searching mengenai lingkungan mangrove dan menjumpai kami di lokasi pembibitan Mangrove di Pulau Labu.

Bagi kami melestarikan ekosistem Mangrove bukan hal yang baru, kegagalan demi kegagalan telah kami hadapi, namun rasa bahagia juga sering kami dapatkan saat melihat bakau yang kami tanam tumbuh membesar. Dan kedatangan Team Go Green merupakan sebuah bentuk apresiasi yang sangat tinggi bahwa kami, adalah bagian pelestarian hutan Mangrove di Batam. Biasanya kami yang mendatangi orang atau perusahaan untuk melobby mereka agar mereka lebih perduli lingkungan.


Pada kesempatan itu kami menawarkan kepada mereka untuk aktif mengkampanyekan pentingnya ecosistem mangrove bagi ecoregion disekitaran pulau Batam. Intinya bagaimana meyakinkan orang lain agar jiwanya bergetar saat lingkungan Mangrove punah, dan ceria saat bungkat/bibit Bakau menampakan daun pertamanya.

Rumah bakau sesaat sebelum makan asam pedas
Respon cepat dari pionir lingkungan.

Pasca pertemuan di Pulau Labu, Team Go green rupanya tertantang dan merasakan jiwa kepedulian lingkungan mereka terpanggil, lalu mereka merespon dengan lobby-lobby serta meeting secara teratur dan mereka menjawab, dengan mengirmkan email yang mendukung kegiatan ini serta mensosialisasikan di lingkungan pekerjaan mereka. berikut petikan email dari Agus mewakili team go green:

"Salam Sadtoe Djiwa untuk Alam kita...

Sesuai dengan harapan kami untuk mewujudkan rasa peduli lingkungan
khususnya karyawan PT.Rubycon Indonesia
Kami telah mengajukan beberapa proposal&option ke management (Japanesse)kami.
Dan kami bersyukur telah "Disetujui" dan diapresiasi oleh banyak pihak
untuk terus melancarkan aksi peduli lingkungan khususnya pelestarian hutan
Mangrove."


Bisa dibayangkan bila team go green ini terbentuk di 100 perusahaan yang ada di Batam, dan masing-masing mempunyai relawan sebanyak 5 (lima) orang,  masing-masing setiap orang menanam 10 (sepuluh) anakan mangrove/bulan, maka puluhan ribu serta berhektar-hektar lahan bakau yang rusak, dapat dipulihkan dengan mudah, sambil berekreasi, bersosialisasi serta menemukan lingkungan baru. (Rzl 001)