Minggu, 26 Juli 2015

HANYA UNTUK BAKAU

Pelatihan dasar operasional speed boat

Rahmat membawa speed boat untuk mencari bungkat bakau
Sore ini saya mengunjungi  Rumah Bakau Indonesia RBI setelah absen selama 2 hari. kerinduan akan suasana  hening memaksa diri untuk meminjam sepeda motor anak tersayang, Motor matik melaju kencang membelah alur-alur jalan sambil singgah di bengkel tempat kenderaan oprasional teronggok tak berdaya karena gearbox rontok.

Sesampai di lokasi RBI terdengar secara sayup suara orang mengaji, menandakan sebentar lagi memasuki waktu magrib., sambil menyapa Rahmat yang sedang memasang kayu pembatas di RBI. tersambar kopi panas yang selalu menjadi bekal dasar Rahmat dalam melakukan aktifitas di lingkungan RBI.

Suasana hening terasa menyergap saat ketukan-ketukan palu berhenti, hanya ada suasana temaram serta bunyi aliran air laut yang surut melewati alur-alur batu, namun teman-teman kecil agas ingin  menyapa sang penghuni Rbi . mereka berharap ada sepermil darah segar tuk dibagikan ke koloni , namun untuk ini saya cukup pelit memberikan kepada mereka. 
Reflek tangan menjangkau potongan kayu dan ranting membuat api. Tidak perlu besar cukup membuat asap yang banyak. dan sang agas paham, lalu kabur kembali kehutan bakau yang jaraknya hanya sepelemparan batu.

Shelter rumah bakau sementara ini cukup layak untuk dijadikan pusat kegiatan mengenai bakau dipulau Batam, kekurangan pastinya ada dan cukup banyak. Lantai kamar dan ruangan administrasi belum dikramik dan diberi sekat, kamar mandi juga belum dikatakan layak dan harus dirubah total, karena saluran pembuangan langsung menuju laut.
Dapur kering juga belum disiapkan. dan ini cukup penting dalam menunjang kegiatan RBI kedepan, menyiapkan kopi atau teh, atau membuat mie goreng merupakan ransum, untuk memulihkan tenaga.

Dari banyak kekurangan RBI ada kekurangan yang paling mendasar yaitu Sumber Daya Manusia menyiapkan sumber daya manusia. untuk menjalankan aktifitas RBI, tanpa sdm yang memahami kondisi alam, bersahabat dgn ekosistim, niscaya kegiatan akan melambat, dan shelter RBI hanya tempat kongkow dan pacaran.

Mengajari aktivis mengoperasikan speed boat merupakan agenda awal, ini terlihat sepele, tetapi ini membuat kami cukup kerepotan saat ada kegiatan dalam kapasitas besar, dalam kegiatan seperti ini diperlukan membawa para peserta tanam ketempat penanaman. Keterbatasan operator yang mahir dalam mengoperasikan speed boat hanya dua orang yaitu saya dan saudara Boy, sedangkan lainya masih sangat awam .

Memahami kondisi tersebu,  kami merencanakan untuk secepatnya memberikan pelatihan dasar bagi para aktivist yang aktif di RBI, untuk menguasai speed boat. 
Pelatihan ini mencakup. pengetahuan dasar mesin dan beberapa kendalanya, kemudian dilanjutkan dengan pengoperasian boat, pemasangan mesin, manuver serta tatacara menjalankan boat saat air pasang dan air surut, serta tidak kalah pentingnya adalah menyandarkan boat ke dermaga RBI.

Pengatahuan dasar ini bila dapat mereka kuasai, maka akan dilakukan pelatihan level lanjutan, meliputi posisi alur, karang timbul arus dan Gps. dengan tahapan-tahapan  pelatihan dasar ini dapat terlaksana dan menghasilkan orang-orang yang kami anggap mampu, otomatis pencarian bungkat, penanaman dan pemantauan ekosistim bakau di daerah Tg Piayu dapat terlaksana dengan lebih ringan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar