Rabu, 26 Oktober 2016

Menetapkan Langkah Sebagai Pecinta Bakau

Batam, 26 Oktober 2016, Sebagai aktivist Rumah Bakau Indonesia kami beberapa orang teman terus berupaya melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan ekosistem Bakau, mencari jalan agar penguatan ekosistem bakau terus dilaksanakan secara pakem sesuai dengan undang-undan negara Indonesia yang mengatur.

Namun kali ini penulis tidak membahas peraturan Undang-undang, atau apa yang dilakukan negara untuk menyelamatkan sisa ekosistem bakau, karena nyanyian kami sering dimanfaatkan para predator oppurtunist, untuk mengeruk keuntungan atas bersalahnya seseorang atau lembaga atas kegiatan ilegal .

Edu Fair Maiteryawira 2016
Kami lebih cenderung berbuat demi sebuah penyelamatan dengan membangun sumberdaya manusia, yang menumbuh kembangkan rasa cinta dan peduli, yang melakukan pengorbanan waktu, tenaga serta kapital untuk penyelamatan ekosistem bakau yang sekarat.

Rumah Bakau Indonesia menggandeng kepala sekolah dan yayasan pendidikan agar kami diberi ruang untuk memperesentasikan pentignya ekosistem Bakau bagi kepentingan manusia, dan ini ternyata disambut baik oleh salah satu Smk dibawah yayasan Pancaran Maitreyawira, sehingga kegiatan-kegiatan pemulihan lingkungan disupport oleh mereka.

Dimulai dari penanaman, kemudian dilakukan lomba photo mengenai Bakau tingkat pelajar sekota Batam, Lomba photography dengan target, bahwa photo-yang dihasilkan dapat tersebar luas keseluruh kalangan, minimal setiap sekolah yang berlomba dapat menyebarluaskan kegiatan ini, sedangkan perlombaan pembuatan website Rumah Bakau Indonesia sepenuhnya keinginan kami karena kami ingin melihat RBI dan ekosistem bakau dilihat oleh sudut pandang para pemuda-pemuda, yang belum terkontaminasi pikiran jahat terhadap pengerusakan ekosistem bakau,  kami ingin melihat style para pemuda dalam membuat website RBI, bukan menurut kami.

Mangrove Planting
Diundangnya RBI untuk mengisi kegiatan pameran sempena Hari Sumpah Pemuda yang dilaksanakan Yayasan Pancaran Maitreyawira tentunya tidak kami sia- siakan , sebuah ajang uji coba bagi RBI, Dukungan Batam sebagai kota MICE tentunya sangat tepat bagi kami dan kita menyambut undangan ini, agar menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi Rumah Bakau serta aktivist yang ada, supaya kegiatan ini berlangsung sesuai dengan target, kami menunjuk personel yang berkopeten digawangi budayawan RBI "Sang Paramora" Hendrik Hermawan dan dibantu tim yang bekerja dibelakang layar, mempersiapkan segala sesuatu agar kegiatan ini menjadi sukses.

Mengapa event event ini sangat penting bagi kami , hal ini sebagai uji coba untuk langkah kedepan, bahwa akan ada event besar kelas international yang akan kami ikuti,  dalam event itu  akan kami jelaskan kepada para pengunjung dan calon founding, tentang pentingnya ekosistem bakau bagi kehidupan manusia, ekosistem yang semangkin parau terdengar tenggelam hiruk pikuknya pembangunan serta masuknya eksploitasi sektor bakau dalam skala industri.

Perlu langkah kampanye secara berkesinambungan dalam kurun waktu satu sampai tiga tahun, selain kampanye yang dikombinasikan dengan informasi digital secara luas,  kegiatan ini diberi nama " Teroka Bakau Indonesia".
Go Green 
Expedisi akan dilakukan selama 1 (satu) tahun dengan target mengunjungi wilayah pesisir dan pengambilan photo semua jenis bakau didaerah Kepri dan Pulau Sumatera, dalam ekspedisi ini tentunya mengajak peran serta masayarakat pesisir dalam melakukan penanaman bakau, serta pentingnya menjaga kelestarian didaerah yang memang dialokasikan untuk wilayah sabuk hijau Bakau.

Tim Ekspedisi "Teroka Bakau" nantinya di isi oleh Penjelajah  Alam Kepri, utusan para lembaga /perusahaan yang berkomitmen. perwakilan pelajar, penulis dan tak lupa para Barista yang akan meracik kopi para pejuang lingkungan , diracik dari dapur Yacht Teroka Mangrove" Tim yang terlibat nantinya diganti secara rutin, bila telah sampai pada tahapan-tahapan tertentu lalu diganti dengan tim yang baru dengan komposisi yang sama.

Target pencapaian harus terukur dan ditulis dalam jurnal yang nantinya menjadi tolak ukur kegiatan-kegiatan sejenis, terukur dalam jumlah mil perjalanan, jumlah manusia yang dikampanyekan, jumlah bakau yang ditanam, serta dokumen berupa gambar-gambar bakau yang masih banyak dan langka, serta terakhir adalah pembaharuan peta digital mengenai wilayah Bakau.

Sebagian orang tentunya akan bersikap mencibir dengan kegiatan ini, mereka yang disponsori para puak penghancur ekosistem tentunya bukan tantangan bagi kami, yang menjadi tantangan adalah secepat apa kita dapat mewujudkan kegiatan "Teroka Bakau" menjadi sebuah fakta, bukan sekedar angan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar