Minggu, 20 November 2016

Wanita di Kelas Alam Maitreyawira

Dipenghujung bulan kesebelas tahun duaribu enam belas, Rumah Bakau Indonesia kembali menerima para puluhan siswa siswi Smk Maitreyawira Batam, sebuah bagi kami diberikan ruang dan waktu membentuk para siswa dan siswi lebih mecintai ekosistem bakau.
Kegiatan standart berupa menanam sebanyak 600 anakan bakau dilokasi zona IV alfa Area, diikuti dengan pembibitan dan tak lupa hiburan mengelilingi wilayah alfa area dengan speed boat.

Celoteh riang yang girang terdengar dari jarak 100 meter dari shelter Rumah Bakau, membiaskan semburat gembira dari para pejuang yang masih pelajar, mematrikan bahwa ekosistem bakau, jalur lumpur, alar-akar angin para bakau merupakan area bermain dan belajar.
Bahwa rawa lumpur disela akar bakau bukan limbah yang harus dihindari, ini adalah wilayah langka yang diciptakan dengan proses ratusan bahkan ribuan tahun.
Area yang tidak kalah menariknya dari sekedar hang out bersama rekan di sebuah mall atau cafe.

Kali kedua Smk Maitreyawira melakukan kelas alam di RBI, selain kunjungan-kunjungan berupa event-event lainya untuk satu tujuan, bersahabat dengan alam, merawat alam, lalu melebur dan bercenkerama dengan niat tulus di ekosisitem pesisir.

Bahwa RBI sebagai penggagas,  memang benar kami menyiapkan segala sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan kelas alam, mulai shelter, moda trasportasi laut, perlengkapan tanam, namun itu semua tidak akan ada artinya bila seorang kepala sekolah Smk Maitreyawira tidak melakukan tindakan, dan dorongan kepedulian kepada murid-muridnya.

Ivonne Setiawati merupakan contoh wanita super yang peduli lingkungan, dengan kekuatan dan pengaruhnya dia mampu menggerakkan puluhan hingga ratusan murid-muridnya, bahwa dia mengajak peran para guru untuk mencintai alam dan memilih RBI sebagai salah satu mitra kegiatan.

Menakar bobot kepedulian lingkungan sang kepala sekolah dari kacamata aktivist, dia lebih berat dari yang kami duga. dia lebih pro lingkungan dari kepala sekolah manapun di pulau Batam. 


Bukan berarti kepala sekolah yang lainya tidak peduli, namun Ivonne memang lain, dia komit, berkontribusi, dan  laten menjalankan segala sesuatu yang telah kami rencanakan, demi sebuah keberpihaka akan alam. dan  melaksanakannya tanpa embel-embel uang, penghargaan atau bentuk lain yang dapat mengotori niat kepeduliannya

Kemampuannya melebihi apa yang kami harapkan, bagaimana dia bisa mengajak peran pihak dari luar lingkungan Smk yang dibawah naungannya, merupakan trik dan kemampuan dari figur yang sulit kami duga dan dia berhasil. 
Mulai dosen teknik lingkungan, mengajak ketua forum guru-guru geografi sekota Batam, merencanakan tanam 40 ribu bakau pada hari bumi 2017, pengolahan kompos dan lain-lain.
Jika seluruh kepala sekolah diseluruh Pulau Batam dan Indonesia umumnya, punya niat dan kemauan, sememangnya tidak akan ada wilayah bakau yang rusak parah, pemerintah akan segan akan kepedulian mereka, pemerintah tentunya lebih hormat dan mau mendengar kata-kata guru yang peduli lingkungan. dari pada kata-kata para pencibir berteriak namun tangannya terlipat bersih.



Salam lestari.....!
Selamatkan Bakau,,,!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar