Senin, 07 April 2014

Generasi Lingkungan

Pembelajaran Lingkungan Sejak Dini

Batam 7 April 2014. Belasan tahun sebagai aktivist lingkungan membuat kami tahu bahwa
pembelajaran kecintaan lingkungan sangat sulit diterapkan pada generasi yang sekarang. Walaupun tidak sepenuhnya benar tetapi bisa kita lihat, bahwa kepedulian masyarakat yang ada sekarang ini sangat rentan.
Bisa saja para penggiat dan peduli lingkungan yang berbasis ketokohan, birokrat, pengusaha maupun civitas akademi, dapat berbalik arah menjadi para pencabul lingkungan.
Analisa yang kami dapatkan bukanlah sebuah yang mutlak tetapi mari kita sama-sama analisa, saat kami melakukan advokasi lingkungan terhadap pengrusakan hutan bakau yang ada di Tg Gundap Batam pada tahun 2008, saat itu kami mempresentasikan kepada beberapa tokoh dan pejabat tentang kerugian bila mangrove terus ditimbus atau diambil bauksitnya, ternyata mereka mengerti dan bersama-sama menghentikan kegiatan itu.
Namun  sekarang  ditahun 2014 ratusan lahan mangrove dan hutan pesisir telah sirna dikawasan Tg
Gundap karena para penggiat dan peduli lingkungan telah melebur menikmati asupan dari pengusaha yang menambang Bauksit secar ilegal dikawasan itu.
Begitu juga pada tahun 2009 kami melakukan advokasi penghentian kegiatan dapur arang
Tetapi sekarang ini kembali kami melihat dilapangan khususnya dikawasan Dapur 12 Batam terdapat 30 titik dapur arang yang secara sistimatis menghabisi hutan mangrove dikawasan Batam. Ada indikasi bahwa para toke dapur arang melakukan aksi menyuap kepada orang-orang tertentu yang dianggapnya bisa menggangu usaha dapur arang mereka.
diseluruh pesisir dan pulau-pulau yang ada di Batam, membuat Mabes Polri turun tangan dengan menangkapi para cukong sebagai pemodal, sehingga usaha dapur arang shutdown.
Kami sebagai aktivist membuat sebuah gerakan dari bawah dimana lapisan akan rumput yang dijadikan penggiat dan peduli lingkungan, dengan mendidik mereka secara tidak langsung agar berperan serta dibidang lingkungan khusunya kami mencoba dibidang pembibitan bakau.
Anak-anak usia dini untuk wilayah hinterland kami meminta mereka agar mengumpulkan Bungkat Bakau yang banyak hanyut saat mereka mandi-mandi ditepi pantai, lalu menancapkannya dalam Polibeg yang kami sediakan, sedangkan anak-anak para aktivist yang kebanyakan tinggal dikota, kami ajak turun langsung kelapangan setiap minggu sebagai sarana rekreasi membantu kegiatan pembibitan sambil bermain lumpur dengan anak pulau.
Harapan bila mereka besar jiwa kepedulian karena sudah pernah berbuat tanpa pernah tau trik penjahat lingkungan membuat mereka loyal terhadap ekosistim.

1 komentar: