Tambang Ilegal Pasir Darat Tg Piauyu
Sei langkai, Batam April 2014. Kegiatan ini sepertinya sudah cukup lama berselang yaitu pada Bulan Maret 2014 tetapi penulis baru dapat menuliskannya sekarang. Mengapa demikian tentunya ada alasan yaitu selain kegiatan pembibitan Mangrove tahap kedua Di Pulau Cicir yang cukup menyita waktu, selain itu photo
Ka Bapedal Ikut Memeriksa KTP Diduga Terlibat Tambang Ilegal |
Mesin 9700 cc alat kerja tambang Ilegal |
Pada saat operasi di tg Piayu pada tanggal 27 Maret 2014, kami lebih dibebankan oleh pihak Bapedal
Perlu kami informasikan bahwa lokasi Tg Piayu berjarak + 25 km dari kantor Bapedal yang berada di Batam center, sedangkan jalan alternatif menuju lokasi tersebut tidak ada. Dengan waktu +30 menit tentunya operasi tambang pasir itu bisa steril dari alat berat serta pompa instalasi, maupun operator pelaksana apalagi cukong tentunya akan menyelamatkan diri.
Pasca operasi pengangkutan 4 unit exavator yang berad diwilayah tembesi pada tgl 20 maret 2014, secara tertutup Dendi Purnomo meminta kami untuk kembali aktif membantu kegiatan cegah lingkungan, karena sesuai dengan rancang bangun LSM Lakri yang meletakkan flatform pengghentian tambang ilegal di Kepri sekaligus kegiatan tanam 100 ribu mangrove.
Kami diminta untuk melakukan monitoring, pemetaan lokasi, sampai kemana alat berat itu disembunyikan bila ada operasi yang selalu bopong alias ketahuan.
Untuk melakukan Operasi tangkap tangan terhadap penanggung jawab kegiatan di lokasi tambang
Aktivis Bergerak |
Target Masuk Bubu
Tugas diatas kami serahkan kepada Lsm Berseri saudara Undana untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, tetapi tidak menghentikan tugas monitoring terhadap wilayah tembesi pada operasi pertama.
Dari data dan fakta yang ada dilapangan, dilaporkan Br inisial pengelola merasa percaya diri, karena tidak tersentuh, dia juga mengundang para pemilik truk pasir untuk mengambil pasir di lokasinya, dengan mengatakan kalau Bapedal masih konsentrasi di wilayah Tembesi.
Dalam kurun waktu 6 hari, laporan yang masuk menyatakan aktifitas tambang pasir di Tg Piayu semangkin meningkat malahan pada hari ke 6 pemantaua, terlihat pengelola mengganti mesin pompa air diganti dengan CC yang cesar yaitu 9700 cc delapan piston dengan diameter pipa hisap 8".
Hari Operasi
Ka Bapedal memutuskan pada hari kamis tgl 27 Maret 2014 melakukan operasi tahap II pukul delapan pagi surat koordinasi dikirimkan ke instansi terkait, Drektorat Pengamanan BP kawasan, Satpol Pamong Praja, juga Kepada Den Sub Polisi Militer,yang selama ini sangat aktif bekerja sama dengan Bapedal.
Informasi bocor kewilayah Tembesi pantauan aktivist yang bertugas disana mengatakan wilayah Tembesi tiba-tiba sepi dari aktifitas dari penambang yang masih membandel, tetapi wilayah Tg Piayu masih operasi hanya saja para supir truk yang mengantri keluar dari lokasi dengan muatan kosong kearah Pasar pancur, dan yang pasti Br sebagai Pengelola masih dilokasi dan terlihat percaya diri dengan memerintahkan operator Exavator bekerja meruntuhkan tebing pasir, lalu disemprot dengan air untuk memisahkan pasir dengan tanah.
Saat Tim Bapedal memasuki lokasi tambang, langsung menghentikan kegiatan, dan mengamankan Br beserta seluruh anggota pekerja , dilokasi juga diangkut 3 unit exavator sk 07, dan saat penggeledahan didapat catatan aliran dana, dan data kubikasi pasir yang di jual. (Red 001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar