Selasa, 28 Oktober 2014

Kepedulian Bapedal- Batam Terhadap Mangrove

Dendi N Purnomo Aktivist juga
Pulau. Labu 28 Oktober 2014, Kepala Bapedal Batam kecewa dengan activist selat bulang monitoring, kekecewaan ini disampaikan langsung Dendi Purnomo kepada direktur Selat Bulang Monitoring Rizaldy.

Kekecewaan Dendi karena tidak diberitahukannya kegiatan kunjungan team Go Green PT Rubycon Indonesia ke pulau Labu.
"Keterlaluan, kenapa kita tidak diberi tahu padahal hari itu jadwal saya lagi kosong" ini kata-kata yang diucapkan Dendi sembari tersenyum masam .
Taguchi Mr Rubycon Indonesia-Photo by Team Go Green

Perlu diketahui bersama, kegiatan tanam bakau bersama antara team go green Pt Rubycon Indonesia  bersama Aktivist selat bulang monitoring telah dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 25 Oktober 2014.


Namun bagi kami kekecewaan ini merupakan sebuah hadiah tersendiri bagi para aktivist karena dapat mengukur rasa kepedulian seorang kepala Badan pengendalian lingkungan hidup terhadap kegiatan pro lingkungan oleh para penggiat Mangrove. (R001)


Kami Bicara, Lihat, Datang, Dan Kami Tanam Mangrove

Salam Satoe Djiwa Oentoek Mangrove
Batam 25 October 2014. Judul diatas merupakan sebuah ungkapan yang kami rasa cukup tepat untuk menilai rekam jejak Team go green Rubycon Indonesia, betapa cukup efesiennya para anak muda yang merupakan penerus penggiat lingkungan khususnya mangrove yang ada di Pulau Batam.

Bertempat di Pulau Labu kelurahan Batu Legong kecamatan Bulang kota Batam team go green diwakili 30 orang, mereka berasal dari berbagai departement yang ada di PT Rubycon Indonesia serta Mr Taguchi sebagai QA Manager melakukan kunjungan ke Pulau Labu, tempat  pembibitan Mangrove milik Selat Bulang Monitoring.

Masyarakat Pulau Labu meneliti background baner RBI
Dipulau ini team Go Green Rubycon, melakukan berbagai aktifitas, berupa penyemaian bibit bakau sekaligus melakukan penanaman.
Selain itu mereka diwakili  Mr Taguchi, menyerah kan bantuan secara langsung peralatan olah raga berupa bola volley dan takraw, kepada perwakilan Pemuda serta memasang white board sebagai sarana pendidikan di Home Base Rumah Bakau Indonesia.

Kegiatan tidak berhenti, para penggiat lingkungan meletakkan baner sebagai identitas keberadaan rumah bakau dengan judul "Rumah Bakau Indonesia", berlatar belakang photo pulau labu yang diambil dari udara. 

Baner Rumah Bakau Indonesia menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat pulau labu, karena mereka selama ini tidak pernah memandang land scape wilayah mereka secara utuh, karena wilayah mereka tidak ada dataran tinggi kalaupun ada hanya berupa bukit setinggi 3 meteran.
Rubycon Indonesia Tanam Bakau-Pulau Labu

Pola sistimatis seperti team go green Rubycon sudah selayaknya menjadi model para penggiat lingkungan kedepan, selain mereka mengumpulkan dana untuk pembiayaan mangrove, mereka juga terjun langsung kelapangan, dari informasi yang kami dapatkan, sebenarnya masih banyak yang mau hadir tetapi para panitia membatasi, karena mereka tidak mau merepotkan para aktivist selat bulang monitoring sebagai tuan rumah

Kami Bicara, Lihat, Datang dan Kami Tanam Mangrove, terpola dan teraktualisasi secara nyata dalam team go green Rubycon, kenyatan ini membuat para aktivist  tertinggal satu langkah dari mereka, dan ini akan kita imbangi ucap Awang Congkang penggiat lingkungan dari pulau Labu.( R001)


Jumat, 10 Oktober 2014

Jiwa Lingkungan Di Rubycon Indonesia

Batam Oktober 2014, Pertemuan antara Team Go Green PT Rubycon Indonesia diwakili oleh David , Agus
Team Go Green PT Rubycon Indonesia menaiki speed boat
dan beberapa orang activist lingkungan disaksikan masyarakat pulau Labu berlangsung penuh kekeluargaan.

Rasa optimist dari sekumpulan anak-anak muda yang berwawasan lingkungan menjadikan mereka mendapat nilai plus dari kami. Mengapa demikian, selain mempunyai basic pekerjaan yang tetap sebagai karyawan PT Rubycon mereka telah bersusah payah untuk searching mengenai lingkungan mangrove dan menjumpai kami di lokasi pembibitan Mangrove di Pulau Labu.

Bagi kami melestarikan ekosistem Mangrove bukan hal yang baru, kegagalan demi kegagalan telah kami hadapi, namun rasa bahagia juga sering kami dapatkan saat melihat bakau yang kami tanam tumbuh membesar. Dan kedatangan Team Go Green merupakan sebuah bentuk apresiasi yang sangat tinggi bahwa kami, adalah bagian pelestarian hutan Mangrove di Batam. Biasanya kami yang mendatangi orang atau perusahaan untuk melobby mereka agar mereka lebih perduli lingkungan.


Pada kesempatan itu kami menawarkan kepada mereka untuk aktif mengkampanyekan pentingnya ecosistem mangrove bagi ecoregion disekitaran pulau Batam. Intinya bagaimana meyakinkan orang lain agar jiwanya bergetar saat lingkungan Mangrove punah, dan ceria saat bungkat/bibit Bakau menampakan daun pertamanya.

Rumah bakau sesaat sebelum makan asam pedas
Respon cepat dari pionir lingkungan.

Pasca pertemuan di Pulau Labu, Team Go green rupanya tertantang dan merasakan jiwa kepedulian lingkungan mereka terpanggil, lalu mereka merespon dengan lobby-lobby serta meeting secara teratur dan mereka menjawab, dengan mengirmkan email yang mendukung kegiatan ini serta mensosialisasikan di lingkungan pekerjaan mereka. berikut petikan email dari Agus mewakili team go green:

"Salam Sadtoe Djiwa untuk Alam kita...

Sesuai dengan harapan kami untuk mewujudkan rasa peduli lingkungan
khususnya karyawan PT.Rubycon Indonesia
Kami telah mengajukan beberapa proposal&option ke management (Japanesse)kami.
Dan kami bersyukur telah "Disetujui" dan diapresiasi oleh banyak pihak
untuk terus melancarkan aksi peduli lingkungan khususnya pelestarian hutan
Mangrove."


Bisa dibayangkan bila team go green ini terbentuk di 100 perusahaan yang ada di Batam, dan masing-masing mempunyai relawan sebanyak 5 (lima) orang,  masing-masing setiap orang menanam 10 (sepuluh) anakan mangrove/bulan, maka puluhan ribu serta berhektar-hektar lahan bakau yang rusak, dapat dipulihkan dengan mudah, sambil berekreasi, bersosialisasi serta menemukan lingkungan baru. (Rzl 001)






Senin, 22 September 2014

Home Base Mangrove Nurshery - labu Island Batam-Indonesia



Gaya Hidup Dengan Makan Buntal Kotak di Pulau Pengalap

Lunas Speed boat yang kami  kendarai merapat untuk pertama kali kandas di pantai pasir putih pulau Pengalap. Setelah menempuh perjalanan hampir 5 jam dari pulau Labu kota Batam akhirnya kami ber empat Boy, Awang Congkang Pak Hitam Rosli serta penulis melepas kan penat,.
Penulis tergoda akan bersihnya air laut, dingin ditengah cuaca terik, dasar karang serta ikan yang berenang nampak jelas.

Awang congkang sebagai nelayan serta aktvist pembenihan rumah bakau langsung mengadakan perburuan ikan, tak pakai lama dia membawa ikan buntal kotak Balloonfish. Dengan cekatan dia menyiangi ikan tersebut yang konon beracun jahat, lalu membakarnya.

Bagi saya yang sering mendengar dasyatnya racun ikan buntal mencoba menghindar untuk makan tersebut, tapi tidak ada pilihan hanya dengan colekan sambal kecap pedas, saya terpaksa memakannya, sungguh ikan ini lezat seperti daging kepiting dan tidak ada amis sedikitpun.

Terimakasih untuk awang Congkang, yang membuat saya tergila-gila dengan Buntal Kotak

Tambang Pasir Darat di Pulau Kalajengking-Batam


Kamuflase tambang pasir darat dengan membuat ladang serta kolam ikan, pada saatnya mereka melakukan pengerukan besar-besaran dengan kapasitas 2 ribu m3 per hari untuk seluruh tambang pasir darat di Pulau Batam



Koloborasi Jahat antara oknum-oknum yang berwenang dengan kapasitas yang diamanatkan undang-undang menjadikan bumi dieksploitasi tanpa norma keseimbangan alam.

Lokasi Tambang milik salah satu pencabul lingkungan "SP" kapasitas 200 M3 perhari sudah beroperasi dari awal tahun 2014 pemilik atau pengelola sedang di buru oleh PPNS Bapedal.

Rabu, 18 Juni 2014

Mangrove PT. Philips Indonesia Kami Tanam

Malik pemuda Pulau Labu Tanam Mangrove PT Philips
Busung Tg Perepak Pulau Dangsi Kota Batam, Rabu 18 Juni 2014. Pasca penanaman 200 anak pohon Mangrove di Tg Piayu pada tanggal 14 Juni 2014, yang dilakukan oleh Bapedal Kota Batam bersama dengan perusahaan-perusahaan yang sangat peduli dengan Mangrove, kami sebagai aktivist Selat Bulang Monitoring masih terus melakukan aktivitas penanaman.

Deadline yang telah kami gariskan bahwa pada Juni 2015 telah tertanam 100 ribu Mangrove di Busung Tg Perepak Pulau Dangsi. Kami menjaga kepercayaan atas sumbangsih Asl shipyard Indonesia, Cemara intan Shipyard, fascoat Industries, dan Sindomas precas untuk melakukan penanaman 100 ribu Mangrove.


Kordinat Wilayah Tanam PT Philips
Keprcayaan Adalah hal yang mutlak.

Seperti dalam tulisan sebelumnya kami menerangkan bahwa bila kepercayaan donatur luntur karena adanya unsur kesengajaan hingga tidak tertanam serta dirawat, sudah pasti sangat sulit bagi rekan aktivis atau lembaga lain yang peduli dengan lingkungan, untuk mendapatkan founding, efeknya lingkungan khususnya mangrove akan semangkin merana.

Selain itu kami juga mendapat titipan untuk menanam sekitar 4 ribu pohon Mangrove yang dititipi oleh perusahaan yang percaya kepada kami selain perusahaan yang kami sebutkan diatas, salah satu adalah PT Philips Indonesia dan telah kami tanam sebanyak 650 anakan mangrove serta akan dituntaskan menjadi seribu Mangrove  pada hari kamis tanggal 19 Juni 2014.

Penanaman Mangrove di lokasi Busung Tg Perepak bukan sebuah pekerjaan yang mudah, usulan dari

Kami semai bibit baru sebagai ganti yang telah kami tanam
teman-teman aktivist yang dinyatakan dengan selogan " Kami Tanam Ditempat Yang Paling Sulit". Kondisi landscape busung ini dahulunya adalah tempat yang dijauhi para nelayan, selain medannya berlumpur dalam, hingga sulit berjalan pada saat surut. Bila kita berdiri lama maka tubuh akan semangkin terbenam hingga mencapai sepinggang orang dewasa.

Busung ini terbentuk karena adanya arus surut yang membawa partikel lumpur sedikit demi sedikit dari hulu sungai Langkai dan sungai Pengabu. Perlu kami informasikan bahwa sungai langkai dan pengabu membawa   buangan air limbah ribuan rumah tangga masayarakat, serta pasar basah yang berdomisili di kawasan SP Aviari, dapur 12 kapling dan wilayah sekitarnya.


Bisa kita bayangkan ribuan triliun bakteri telah mengendap di lumpur Busung Tg Perepat. Sehingga wilayah ini menjadi target utama penanaman kami sehingga nantinya pohon Mangrove bisa membantu menetralisir kandungan logam berat yang ada.
Konsekwensinya kami harus mencari momen saat air laut akan pasang atau mendekati surut untuk menanam mangrove, agar tubuh menjadi lebih ringan saat dilumpur dan airnya tidak begitu gatal.

Sabtu, 14 Juni 2014

Tanam Mangrove Butuh Lebih dari sekedar Kepedulian.


Tg Piayu Batam 14 Juni 2014.Pengalaman menanam mangrove bukan hal yang langka bagi kami para aktivist lingkungan yang tergabung dalam selat bulang Monitoring, tetapi pengalaman saat melakukan penanaman mangrove di Tg Piayu sempena hari lingkungan hidup sedunia 2014, merubah pola pandang kami terhadap para pengusaha yang selama ini yang hanya menyumbangkan dananya bagi pemulihan lingkungan.

Fakta terlihat jelas bagi kami bahwa mereka lebih aktivist dari kami, mengapa tidak, selain dana , waktu libur, serta tenaga mereka lakukan, mereka tidak segan untuk terjun kepantai yang sedang air pasang tanpa alas kaki, padahal bagi kami yang paham akan habitat pesisir, didaerah ini banyak terdapat ikan Lepu (lion Fish).
Ipeh Bapedal

Hujan, yang penting tanam mangrove


Nurhidayat (Philips) Kami support bila diajak lagi

Susah menanam Mangrove but I'm happy

Oka Simatupang, kordinir distribusi mangrove

Dendi Purnomo, Tanam mangrove memang seperti ini

Philips Percayakan 1,000 Bakau kami Tanam

Batam tg Piayu, 14 Juni 2014. Merupakan sebuah kehormatan bagi kami para aktivist lingkungan hidup.
Nur (Philips) & Mitchell (ASL) Mangrove Activist
Pertemuan dengan perwkilan PT Philips Industries Batam disela-sela acara tanam mangrove di lokasi Tg Piayu Batam.  Kegiatan Tanam mangrove seratus ribu tahun 2014-2015 dengan progres 20 ribuan anakan mangrove yang telah ditanam dikawasan Busung Tg Perepat Dangsi pulau Batam dengan dukungan pelaku industri yang ada dikawasan Tg Uncang.

Melalui LSM Lakri (lembaga Kajian alam Lingkungan Kepri) Hery Setiawan, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam Selat Bulang Monitoring, Hery mengatakan bahwa PT Philips sangat antusias untuk berperan serta menanam seribu pohon mangrove dan telah menyumbangkan pembiayaan tanam langsung kepada Lakri.

Mangrove Care
PT.Philips bukan termasuk perusahaan yang menjadi target utama yang kami ajak dalam Tanam 100 ribu mangrove, target kami adalah perusahaan yang beroperasi dikawasan pantai atau yang menggunakan lahan mangrove sebagai tempat usahanya, sudah seharusnya mereka lebih pro aktif terhadap kelangsungan kehidupan mangrove, tetapi Philips mengapa tidak !, kami akan menyajikan sebuah pengalaman baru sebuah skema yang nantinya bakal di adopsi para aktivist mangrove.

Pada kesempatan itu Rizaldy direktur eksekutif Cisha Indonesia yang didapuk sebagai pimpinan Selat bulang Montoring memberikan penjelasan singkat kepada pak Nurhidayat perwakilan PT Philips, bahwa kami akan menyiapkan space yang ditandai dengan GPS di empat titik seluas 500 m2 dari 48 ha lahan kritis yang ada, dilokasi yang yang mampu menampung anakan bakau sebanyak 1,000 pohon dengan kerapatan tanam 50 cm per pohon, sehingga PT Philips mampu memonitor perkembangan seribu
Dendi N Purnomo Protection Environment
mangrove yang kami tanam

Pemberian titik kordinat ini perlu untuk menjaga kepercayaan dari para penyumbang karena mereka adalah urat nadi sebuah kegiatan pemulihan lingkungan, bila satu aktivist atau lembaga melakukan pembohongan, dapat berimplikasi bagi NGO lain untuk mencari atau mendapatkan sumber pendanaan. Implikasinya jelas terhadap pemulihan lingkungan itu sendiri.


ASL Shipyard Indonesia Menanam

Celana Bagian Atas dan Baju Masih Mantap
Batam 14 Juni 2014. Dalam rangka hari lingkungan hidup sedunia 2014 Badan Pengendalian Lingkungan Kota Batam mengajak peran serta seluruh lapisan masyarakat untuk lebih peduli dengan lingkungan, hal ini di ungkap Dendi N Purnomo selaku kepala Bapedal dihadapan para pengusaha dan aktivist lingkungan.

ASL shipyard Indonesia  pendukung kegiatan pemulihan lingkungan khusus mangrove di kawasan Busung Tg Perepat pulau Dangsi turut hadir untuk melihat langsung, kegiatan hari lingkunga Hidup sedunia 2014 yang dilakukan oleh Bapedal.

Mitchell Mantiri yang mewakili ASL Indonesia bersama-sama dengan Jajang (PT Shimanao)
Seluruh Celana sudah basah samapai kedalam
Nur (PT Philips) terlihat sangat antusias saat melakukan penanaman mangrove, ditengah guyuran hujan lebat, berendam di air laut yang sedang pasang menutupi muka tanah di pantai pulau Piayu Laut.

Sebagai aktivist tentunya kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada ketiga perusahaan ini. 
Bagi kami yang sering melakukan penanaman, tentunya merasakan keasyikan mereka pada saat melakukan touch down anakan bakau kelubang penanaman, memberikan asa terhadap kelangsungan hidup bagi anakan mangrove yang telah kami semai.

Seksi saat menanam mangrove
Harapan tentunya tidak akan terwujud tanpa kegiatan yang nyata, fakta lapangan merupakan pembuktian bahwa masih banyak yang sangat peduli, hanya bagaimana membuat kepedulian mereka berubah menjadi kecintaan, lalu berubah menjadi ritme kehidupan yang tidak bisa mereka lupakan. Saatnya mereka bisa berujar "Kami telah tanam 100 ribu mangrove tahun 2014-2015". Rdr 001







Kamis, 12 Juni 2014

Amputasi Habitat Mangrove Di Pulau Batam

Hutan mangrove yang ada di pulau Batam semangkin hari semangkin keritis. Pada tahun 90 hutan mangrove primer yang ada di Pulau Batam sebanyak 19% dari total 41.500 ha luas darat pulau Batam, ini belum termasuk pulau sekitarnya.

Namun sekarang ini tahun 2014 kami membuka kepada publik dan memberitahukan kepada para
Sebagai aktivist yang konsen terhadap kelanjutan kehidupan Mangrove tentunya kami merasa tidak nyaman, apalagi ada pertanyaan dari seorang anak kelas 5 SD yang mempertahankan pernyataan bahwa Bakau itu batang pohonya hanya sebesar lengan orang dewasa, dan berdaun rindang.

Pengambilan Bungkat Bakau
stockholeder yang berkompeten di Batam bahwa hutan Mangrove primer (diameter 15-20 cm) kita hanya tinggal 1% (80 ha) atau + 600 ribu batang saja.
Lokasi Penyemaian Bibit Bakau
Pernyataan anak ini tentu ada benarnya bahwa dia melihat secara langsung saat kami membawa mereka berwisata melihat-lihat garis pantai yang ditumbuhi bakau. yang terlihat memang Bakau dengan dia meter setangan orang dewasa dan sangat rindang karena telah ditebang untuk diambil kayunya.
Sulit menerangkan bahwa diameter batang bakau bisa mencapai 15-20 cm, serta tingginya 15 meter lebih, karena faktanya memang tinggal yang seperti si anak katakan.

Kepedulian tanpa niat yang baik turut mereposisi hutan Mangrove.
Banyak yang perduli dengan keberadaan Mangrove, saat oknum nelayan bersuara mendemo perusak bakau mereka sangat peduli, saat aktivist lingkungan menanam bakau mereka lebih perduli, saat pemerintah membuat peraturan untuk melindungi mangrove mereka perduli.
Mari kita jabarkan keperdulian mereka dari kacamata yang berbeda dan terjadi dilapangan.
Nelayan sebagai puncak pemanfaat sisi ekonomis dari habitat mangrove ternyata tidak lebih  baik dari perusak itu sendiri, mengapa demikian, terdapat 32 mil garis pantai Batam yang tereposisi dari habitat mangrove menjadi kawasan industri, merupakan persetujuan nelayan, mereka berteriak lalu mendapat ganti rugi, lalu mereka menerima karena mereka berpikir masih banyak habitat seperti ini ditempat lain, tetapi apa lacur derasnya pembangunan, membuat hutan mangrove yang pikir mereka masih luas secara cepat berubah menjadi hutan beton.

Aktivist lsm, banyak dari mereka mempublikasi kegiatan tanam dibarengi acara seremoni, megah dengan
Saat mereka tanam 10 ribu pohon mangrove ternyata mereka telah menghancurkan 10 ribu pohon bakau serta mengahancurkan kesempatan lembaga atau aktivist lain sebanyak jutaan pohon Bakau.
Saat mereka menanam rata-rata tidak berhasil, tingkat mortalitas yang begitu tinggi karena berbagai faktor, rata-rata mereka mengorder anakan bakau yang diambil dari alam dua hari sebelum acara, bukan berdasarkan persemaian.

Lokasi Tanam Anakan Bakau
dukungan pers hingga gaungnya terdengar sampai keluar negeri, tapi sangat sedikit yang mempublikasikan secara laten perkembangan yang mereka tanam, banyak organisasi yang melakukan tanam bakau sempena hari bumi, hari lingkungan hidup, tetapi mereka turut menghancurkan habitat mangrove itu sendiri.
Sistim ini hanya mampu membuat Bakau bertahan seminggu, karena anakan tersebut akan mati karena stresing, serta akar rambut yang hilang saat pencabutan, elevasi pasang surut terus mengahantam anakan bakau.
Monitoring Mangrove
Layaknya bayi  yang baru lahir harus dikontrol dan dimonitor, jangan sampai ada gangguan selama 8-12 bulan, terutama faktor manusia yang berlalu lalang disekitar mereka.

Seremoni yang mereka lakukan serta biaya publikasi sungguh fantastis,bisa sepuluh kali lipat dari biaya penanaman. Kegagalan metode ini membuat donatur menjadi enggan untuk membantu para aktivist, laporan perkembangan kehidupan mangrove yang ditanam tidak pernah dilaporkan, menjadikan ini alasan perusahaan tidak mau aktif menanam bakau, lalu menutup pintu bagi para aktivist yang benar-benar mencintai dan merawat mangrove.

Tulisan ini hanya diperuntukan untuk orang,serta lembaga yang mengatas namakan lingkungan untuk kepentingan pribadi, tanpa mengikut sertakan kepentingan lingkungan itu sendiri.(R001)



 






Kamis, 05 Juni 2014

World Environment Day 2014

Batam 5 Juni 2014, Pulau Labu, Hari Lingkungan Hidup sedunia ternyata banyak yang mengingatnya, sebagai aktivist bergerak dibidang lingkungan tidak mau ketinggalan, Bertempat dirumah Bakau Indonesia direktur Selat Bulang Monitoring dihadiri oleh 15 orag aktivist, serta penduduk Pulau labu dan pulau selat Nenek.


Menuju Kerumah bakau
Peta digital wilayah water front city Marina-tg riau
Pada kesempatan itu tanpa perlu kata sambutan dan mukadimah, tanpa perlu mengundang pejabat serta ahli, tanpa perlu mengundang pers,  kami memuat pertemuan sederhana. Berdiskusi ringan tentang fungsi-fungsi yang dimiliki kawasan hutan mangrove. meliputi Fungsi  fisik, kimia, biologi serta ekonomi kawasan hutan mangrove.

Bahasa, pertanyaan, dan jawaban sederhana mendominasi pertemuan diselingi kopi & teh panas ditenggarai cuaca sedikit mendung siang di Pulau labu.Diambil sebuah kesimpulan, bahwa pemerintah yang paling bertanggung jawab. Pengalokasian hutan mangrove untuk kawasan shipyard serta hunian perumahan, bukan saja menhilangkan fungsi-fungsi hutan mangrove, tetapi juga menghapuskan sebuah peradaban bio ecoregion dari sebuah Hutan mangrove.

Untuk kawasan Pulau Batam, hanya terdapat + 1,000  ha dari 100 ribu ha hutan mangrove primer itupun tidak bisa dikatakan hutan primer dengan diameter 15 cm keatas sudah sangat langka, kita ambil contoh yang sangat tragis adalah kawasan Tiban, ditahun 2000 s/d 2010 terdapat puluhan ribu mangrove primer kini hanya tinggal 20 ha lebih itupun sudah dialokasikan oleh BP Batam kepada investor.Kemudian kawasan Tg riau meliputi area sei Tamiang, telah total habis pasca dibangungnnya hotel haris resort tepat menutup muara sungai Tamiang sehingga dihulu sungai yang dahulunya hutan mangrove berubah fungsi menjadi lahan komersil, dibangun perumahan serta area ski air untuk menambah fungsi ekonomi bagai pengelola water front city namun menghilangkan fungsi ekonomi bagi masyarakat lokal.

Pembangunan Dam Tembesi, dibendungnya muara sungai tembesi untuk membuat dam

Diskusi menjadi lebih menarik saat Musa tokoh masyarakat pulau Labu, mempertanyakan mengapa kami menanam mangrove yang jumlahnya begitu besar, sedangkan mereka telah bertanya kepada Dinas Kelautan perikanan serta kehutanan Batam, dan mendapat jawaban bahwa kami tidak menerima pembiayaan untuk menanam Bakau yang jumlahnya mencapai 100 ribu pohon.
Jawaban cukup sederhana bahwa kami cinta lingkungan dan ingin nama kami diukir dihati masyarakat bahwa hutan mangrove di busung tg Perepat adalah buah karya kami.
Mangrove menunggu ajal
penampungan air tawar, berakibat matinya mangrove serta biota laut yang terkandung di wilayah Tembesi, seluas 600 ha dengan kerapatan mangrove 5 ribu - 7 ribu maka terdapat 3 juta mangrove yang sekarat. Kerusakan sistimatis yang diizinkan tentunya harus dibarengi dengan penggantian wilayah mangrove seluas yang dihancurkan, tetapi ini pun tidak dipenuhi oleh pemerintah, serta swasta yang menikmati fasilitas membolehkan merusak dan menghapuskan keberadaan hutan mangrove.
Bakau terakhir dikawasan Tiban Batam


Kami ingin fungsi ekonomi yang terdapat didalam hutan mangrove dapat dinikmati oleh masyarakat banyak, kami ingin agar kepiting bakau menjadi murah harganya, kami ingin mencubit pemerintah bahwa kami membuat tanpa anggaran dari kalian, kami ingin masayarakat juga melakukan penanaman mangrove secara swadaya demi kelangsungan habitat untuk anak cucu. Sebagai aktivist kami hanya perlu pengakuan bahwa kami peduli lingkungan titik. selamat hari lingkungan hidup sedunia. red 001

Minggu, 25 Mei 2014

Aktivist Selat Bulang Beli Speed Boat untuk mendukung Tanam Bakau

Batam, Pulau Labu 25 May 2014, Kegiatan Tanam 100 ribu Mangrove tahun 2014-2015 yang dilakukan aktivist Selat Bulang terus digesa, dan telah mencapai angka 15 000 batang mangrove. Selama penanaman tentunya ada kendala-kendala yang cukup menggangu yaitu berupa mobilisasi aktivist dilaut.
Kerusakan boat pengangkut mangrove berupa keretakan body yang sudah tua, sedangkan aktifitas terus berjalan mengakibatkan boat menjadi bocor, dan ini cukup merisaukan. Kegiatan penanaman dari lokasi pembibitan berjarak 1.5 mil laut sudah pasti terganggu, apalagi boat trasporter mangrove harus didarat kan untuk dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh, tentunya membutuhkan waktu berhari-hari sampai minggu agar boat itu layak melaut kembali. Ery setiawan sebagai ketua Lsm Lembaga pengkajian lingkungan Kepri ( Lakri) merupakan pilar pendukung Selat bulang monitoring, mengusulkan untuk membeli sebuah speed boat fiber ukuran 16 kaki beserta mesin outbord, tanpa perlu menunggu boat yang rusak diperbaiki. Ternyata langkah ini sangat tepat, karena kegiatan dapat terus dilaksanakan untuk mencapai target penanaman 100 ribu mangrove di Busung Tg Perepat. Keputusan yang diambil berimplikasi kepada terhentinya pembangunan jetty/pelantar rumah pembibitan karena alokasi dana di pakai untuk membeli speed boat.
Rizaldy sebagai penanggung jawab kegiatan tentunya harus memutuskan usulan Ketua Lakri, dengan pedoman mengutamakan kelancaran operasional dari pada kenyamanan, akhirnya boat itu dibeli,kemudian boat yang lama diperbaiki, bila siap dapat dipegunakan untuk menambah armada, bukan berarti kelanjutan pelantar diabaikan tetapi disuspend sementara waktu. Pembelian ini untuk mengimbangi gerakan Angles Tamba aktivist yang akrab dipanggil Boy, menyambi kerja sebagai suvervisor di salah satu galangan kapal terbesar di Batam, yang terus menggerakkan anggotanya secara bergantian untuk melakukan tanam Mangrove.
Kegiatan ini dibarengi dengan rekreasi, selesai menanam mereka melakukan aktivitas lain seperti mencari kepiting serta siput Bakau, lalu suguhan asam pedas Ikan sembilang sebagai penutup kegiatan merupakan kegiatan yang tidak dapat mereka lewatkan. Red oo1

Rabu, 30 April 2014

Rumah Bakau

Rumah Mangrove

Pusat kegiatan aktivis tanam 100 ribu mangrove

Pulau Labu, Batam 28 April 2014, Menindak lanjuti kerangka kerja  Tanam 100 ribu mangrove tahun 2014-2015, yang di gawangi Lembaga Kajian Alam lingkungan Kepri saudara Ery Setiawan, tentang perlunya melakukan pembangunan lanjutan Rumah singgah untuk para Aktivist, sekaligus sebagi pusat pembibitan Mangrove untuk wilayah Batam, dalam kerangka penanaman 100 ribu mangrove di Busung Tg Perepat dan sei Langkai.
Rumah yang dibangun berjarak 50 meter dari tepi bibir laut, dengan tipe panggung ukuran 5X7 meter. Disekeliling rumah yang merupakan halaman pasang surut, dimana saat surut akan kering dan pasang akan tenggelam, kami dedikasikan untuk melakukan pembibitan mangrove sebanyak 25 ribu bibt yang kami semai dalam polibeg.

Rumah Bakau 80%
Suasana Hutan Mangrove Untuk Rumah bakau
Lingkungan sekitar berupa 12 ha hutan bakau tetap kami pertahankan agar bakau-bakau yang ada tetap terjaga. Masyarakat juga akan segan bila bakau mereka tebang karena kami dapat memantaunya.
Akses menuju rumah dapat dilakukan dari darat pulau labu menyusuri jalan setapak atau langsung merapatkan boat diujung jetty yang pembangunan menunggu bahan baku tambahan berupa papan untuk lantai jembatan. 
Jetty dibangun menggunakan tongkat kayu seukuran paha orang dewasa sebanyak 60 batang, tonkat kayu ini kemudian ditancapkan ke dasar pantai, hingga membentuk seperti jembatan. Bila Jetty atau pelantar ini telah siap dibangun, maka ujung pelantar yang tepat berdiri ditepi bibir laut mempunyai dua fungsi, pertama sebagai tempat naik turun para aktifist yang mengakses langsung rumah bakau tanpa perlu menggunakan dermaga umum masyarakat pulau labu.
Tiang Pancang Jetty/pelantar
Kedua sebagai sarana relaxasi bagi para aktivist dan sosialisasi kepada masyarakat sekitaran, karena diujung pelantar merupakan tempat yang cocok untuk bersantai sambil memancing ikan,  menghirup udara laut, serta menyeruput kopi panas disore hari.
 Pembangunan dilakukan beberapa orang relawan yang kami rekrut berasal dari penduduk pulau Labu. Awang Congkang diserahi tugas tanggung jawab sebagai pelaksana kegiatan, mengambil langkah-langkah yang cepat, memesan bahan pembangunan, tongkat kayu pelantar, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembangunan Rumah singgah dan pusat pembibitan mangrove di Pulau labu.
Kedepannya rumah ini akan mejadi pusat kegiatan penanaman bakau yang akan dilakukan oleh Selat Bulang Monitoring untuk wilayah pulau Batam, untuk itu kami tidak menyiapkan bangunan fisiknya saja, tetapi kelengkapan pendukung juga kami perhatikan, berupa air bersih dan sumber daya Listrik. untuk listrik kami telah menyiapkan panel sinar surya serta equipment pendukung untuk konsumsi 4 (empat) amper untuk 24 jam pemakaian.

Pembiayaan rendah untuk fasilitas listrik
Halaman Belakang
Panel surya yang akan dipasang sebenarnya hanya untuk pemakaian 1 (satu) amper dan  dapat digunakan selama 8 jam, tetapi dengan keahlian Angles Tamba (Boy) salah seorang aktivist Lakri yang bekerja sebagai Foreman  disalah satu galangan kapal, dia mempersiapkan rangkaian-rangkaian sederhana hingg panel ini mampu melakukang pengisian arus listrik ke bateray 100 ampere sebanyak 8 (delapan) unit.
Mengapa kami perlu listrik yang besar, karena ini digunakan untuk menghidupkan pompa sirkulasi yang akan kami pasang dalam bak air asin tempat pembudidayaan kepiting bakau yang selama ini terbengkalai.

Pembibitan Kepiting Bakau Sejalan Dengan Rumah Bakau

Pembibitan kepiting bakau juga merupakan prioritas dari rumah bakau yang kami dirikan, hal ini telah dirintis 4 (empat) tahun yang lalu, tetapi mandek karena aktivist yang menggawangi proyek ini masuk penjara. Masuk penjara karena dituduh sebagai provokator karena sebagian nelayan Batam mengamuk kekantor salah satu induk organisasi nelayan, lalu mereka membakar dan kantor tersebut. (lihat http://cishaindonesia.blogspot.com )

Sabtu, 19 April 2014

Sumber Pembiayaan Aktivist

Bantuan Tepat Sasaran


Fanindo Batu Aji, 19 April 2014. Para aktivist yang sedang membicarakan tanam 100 ribu mangrove di sebuah kedai kopi dikawasan Fanindo, stack dengan kedatangan seorang yang bernama Riadi. Pandangan teman-teman aktivist spontan mengarah ketubuh gempal dengan wajah mengumbar senyum. Kedatangannya untuk menjumpai rekan sejawat yang kebetulan duduk tak jauh dari para aktivist kumpul, maaf bang ungkapnya ketemu rakan dulu sebelum duduk kemeja kami.
Bantu Gak Pake Lama

Hampir seluruh pentolan Selat Bulang Monitoring mengenal sosok gempal berumur 30 tahunan ini, menjabat dilevel supervisor di salah satu industri galangan kapal, karena aktivitas kami lebih banyak melakukan meeting kecil dikedai kopi yang kami anggap cukup reseprentatif, tempat ini juga menjadi meet point beberapa relasi kerja sosok Riadi, tidak jarang dia selalu duduk satu meja dengan kami dan akhirnya membayar semua tagihan makanan dan minuman yang kami konsumsi, cukup besar bagi kami para aktivist.
Saat Riadi duduk dengan kami pasca menjumpai kliennya, kembali obrolan ringan-mengalir karena kami mempunyai topik baru begitu melihat mukanya. Topik mengenai lahan yang berada didepan yard dia bekerja, ukuran 10 X 8 Meter yang rencananya akan kami jadikan stasion penanaman 1,500 pohon mahoni yang akan ditanam dijalan kompleks tempat dia bekerja.
Bang! aku minta bibit mangrove, aku mau tanam dekat busung yang ada di Teluk Marina. kami pikir dia bercanda tapi wajahnya menyiratkan sebuah keseriusan, namun bagi penulis mencerna bahwa dia telah mengalihkan pembicaraan karena stasion tersebut belum juga siap dibuatnya.
Bibit bakau ada Di ! ungkap Ery ketua Lsm Lakri, akan kami kirim begitu kau siap melakukan survei titik di teluk Marina, tapi bantu kami polybag 20 kg.
  Oke Bang ini aku bantu polybag 20 Kg ( 6000 pcs), lalu dia mengontak rekan kerja nya untuk membelikan Polibag untuk bibit mangrove, tak butuh waktu lama satu goni beras ukuran 50 kg yang berisi polybag + 6,000 pcs telah berada dekat kami yang dibawa anggotanya.
  Sebuah aksi spontan bagi type pekerja yang cinta lingkungan, tanpa maksud mengecilkan para donatur yang lain, sosok seperti ini yang perlu kami cari lebih banyak, spontan gak pake lama. (red-001) 


Minggu, 13 April 2014

Operasi Cegah Tambang Ilegal

Operasi Cegah Kerusakan Lingkungan
Tambang Ilegal Pasir Darat Tg Piauyu

Sei langkai, Batam April 2014. Kegiatan ini sepertinya sudah cukup lama berselang yaitu pada Bulan Maret 2014 tetapi penulis baru dapat menuliskannya sekarang. Mengapa demikian tentunya ada alasan yaitu selain kegiatan pembibitan Mangrove tahap kedua Di Pulau Cicir yang cukup menyita waktu,  selain itu photo
Ka Bapedal Ikut Memeriksa KTP Diduga Terlibat Tambang Ilegal
kegiatan tentang operasi cegah kerusakan lingkungan di tg Piayu juga baru kami dapatkan dikarenakan salah satu aktivist kami membawa kamera digital yang berisi data gambar kegiatan, berangkat ke Medan untuk mengikuti acara Sembahyang Arwah, bisa dimaklumi istrinya keturunan Tionghoa.
Mesin 9700 cc alat kerja tambang Ilegal

Pada saat operasi di tg Piayu pada tanggal 27 Maret 2014, kami lebih dibebankan oleh pihak Bapedal
Perlu kami informasikan bahwa lokasi Tg Piayu berjarak + 25 km dari kantor Bapedal yang berada di Batam center, sedangkan jalan alternatif menuju lokasi tersebut tidak ada. Dengan waktu +30 menit tentunya operasi tambang pasir itu bisa steril dari alat berat serta pompa instalasi, maupun operator pelaksana apalagi cukong tentunya akan menyelamatkan diri.

Pasca operasi pengangkutan 4 unit exavator yang berad diwilayah tembesi pada tgl 20 maret 2014, secara tertutup Dendi Purnomo meminta kami untuk kembali aktif membantu kegiatan cegah lingkungan, karena sesuai dengan rancang bangun LSM Lakri yang meletakkan flatform pengghentian tambang ilegal di Kepri sekaligus kegiatan tanam 100 ribu mangrove.
Kami diminta untuk melakukan monitoring, pemetaan lokasi, sampai kemana alat berat itu disembunyikan bila ada operasi yang selalu bopong alias ketahuan.

Untuk melakukan Operasi tangkap tangan terhadap penanggung jawab kegiatan di lokasi tambang
Aktivis Bergerak
penggalian pasir darat. Sebagai aktivist tentunya  ini merupakan pekerjaan yang tidak gampang, aparat saja seperti pegawai Bapedal tidak mempunyai gambaran yang jelas yang mana wajah cukongnya, seperti apa kegiatannya, karena operasi yang mereka jalan kan selalu bocor dan tidak menemukan apapun di lokasi.

Target Masuk Bubu
Tugas diatas kami serahkan kepada Lsm Berseri saudara Undana untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, tetapi tidak menghentikan tugas monitoring terhadap wilayah tembesi pada operasi pertama.
Dari data dan fakta yang ada dilapangan, dilaporkan Br inisial pengelola merasa percaya diri, karena tidak tersentuh, dia juga mengundang para pemilik truk pasir untuk mengambil pasir di lokasinya, dengan mengatakan kalau Bapedal masih konsentrasi di wilayah Tembesi.
Dalam kurun waktu 6 hari, laporan yang masuk menyatakan aktifitas tambang pasir di Tg Piayu semangkin meningkat malahan pada hari ke 6 pemantaua, terlihat pengelola mengganti mesin pompa air diganti dengan CC yang cesar yaitu 9700 cc delapan piston dengan diameter pipa hisap 8".

Hari Operasi
Ka Bapedal memutuskan pada hari kamis tgl 27 Maret 2014 melakukan operasi tahap II pukul delapan pagi surat koordinasi dikirimkan ke instansi terkait, Drektorat Pengamanan BP kawasan, Satpol Pamong Praja, juga Kepada Den Sub Polisi Militer,yang selama ini sangat aktif bekerja sama dengan Bapedal.
Informasi bocor kewilayah Tembesi pantauan aktivist yang bertugas disana mengatakan wilayah Tembesi tiba-tiba sepi dari aktifitas dari penambang yang masih membandel, tetapi wilayah Tg Piayu masih operasi hanya saja para supir truk yang mengantri keluar dari lokasi dengan muatan kosong kearah Pasar pancur, dan yang pasti Br sebagai Pengelola masih dilokasi dan terlihat percaya diri dengan memerintahkan operator Exavator bekerja meruntuhkan tebing pasir, lalu disemprot dengan air untuk memisahkan pasir dengan tanah.
Saat Tim Bapedal memasuki lokasi tambang, langsung menghentikan kegiatan, dan mengamankan Br beserta seluruh anggota pekerja , dilokasi juga diangkut 3 unit exavator sk 07, dan saat penggeledahan didapat catatan aliran dana, dan  data kubikasi pasir yang di jual. (Red 001)

Aktivist Buka-bukaan

Antara Tanggung Jawab dan Pekerjaan
Tanam Mangrove 100 Ribu 2014-2015

Batam, Sei langkai April 2014. "Break the limit" sering sekali kita melihat iklan maupun tayangan media televisi, berbagai macam presepsi terbenam dalam pikiran orang yang mengartikan, ada yang mengartikan keluar dari rutinitas yang monoton, tetapi bagi kami para aktivist merasakan Break the limit adalah mendobrak kegiatan lingkungan yang selama ini hibernasi menjadi aktif dan ada progres secara nyata.

Kegiatan lingkungan khususnya dibidang pemulihan sepertinya mati suridan mengharapkan generasi yang akan datang untuk menghidupkan kembali, tetapi itu semua tindakan konyol, membebani generasi yang akan
Aktivist Mengarahkan Juru Mudi Ke Lokasi Tanam Bakau

Monitoring Mangrove
datang padahal sekarang pun bisa kita lakukan.
'Break The Limit" merupakan sebuah jargon positif memicu semangat kami agar lebih berkarya dibidang pemulihan lingkungan serta  memperlambat kerusakan yang ditimbulkan oleh dampak pembangunan.

Pembagian tugas dan tanggung jawab pun dibentuk, teman-teman Lembaga Kajian Alam lingkungan Kepri (LAKRI) diminta membuat sebuah master plan untuk mengarahkan kegiatan teman-teman agar lebih teratur, karena selama ini masih bersifat situasional. Sehingga kami mempercayakan hal ini untuk ditelaah dan di buat Rancangan Kerja Strategis dalam kurun 1, 3 dan 5 tahun kedepan.

Efek Negatif Timbul.
Racangan kerja strategis yang diusulkan hampir semuaya positif dan berskala besar salah satunya adalah kegiatan Tanam 100 ribu mangrove 2014-2015, sedangkan agenda kedua adalah penghentian Tambang liar yang merusak lingkungan Kepri demi kepentingan segelintir orang
Rancangan besar tentunya ada rancangan pendukung, khususnya Progran tanam 100 ribu mangrove perlu dibuat sebuah flatform yang jelas, seperti ketersedian bibit bakau, wilayah tanam, pendanaan dan lain sebagainya.
Cisha Indonesia merupakan Lsm yang diserahkan kepercayaan untuk menjalankan semua program yang telah diputuskan bersama demi sebuah kata Break Hibernasi Lingkungan, sulit tentu tidak, kendala pasti ada.
Salah satunya para aktivist harus fokus dan bekerja sesuai dengan rule of the game.

Satu sisi para aktivist perlu makan dan menghidupi keluarganya, sedangkan pendanaan lebih menitik beratkan kepada program dari pada kehidupan pribadi seorang aktivist. Aktivist yang kelaparan tentunya akan terganggu kegiatannya, apalagi ada isu miring aktivist hidup dari organisasinya.Padahal dia harus melaksanakan program yang dananya dihimpun oleh donatur-donatur.
Tidak kami pungkiri hal itu terjadi, dan bila itu terjadi maka organisasinya akan sangat sulit berkebang, sehingga rencana untuk kegiatan-kegiatannya juga akan terkendala.
Maka perlu dilakukan sebuah langkah-langkah yang strategis, dari pada kita bersaing saling menyatakan kita yang terbaik, maka lebih baik kita merger atau bergabung.

Apakah Kalian Tahu Apa yang kami Punyai.
Aktivist Mendekati Boat Penebang Kayu Bakau- Sei langkai
Kami para ativist mempunyai rancang bangun serta pendanaan yang cukup kuat, pada dasarnya aktivist yang bergabung dalam Selat Bulang Monitoring (gabungan Cisha, Lakri dan Lsm Berseri )mempunyai pondasi kecukupan keuangan pribadi yang mumpuni, untuk sekelas aktivist.
Seperti diri penulis, selain mempunyai basic salary level manager yang ada di Batam, mampu membiayai kehidupan pribadi dan dana taktis kegiatan bersama rekan-rekan, tetapi ada sebuah keistimewaan yang kami dapatkan dimana para pimpinan usaha memberikan kelonggaran kepada penulis untuk melakukan management produksi diluar kantor, dengan telephone, email serta temporary meeting dengan pekerja lapangan, dan tidak ada yang menggantikan posisi saya di seksion yang ditangani kecuali foreman yang saya didik sebelumnya.
Kenapa bisa demikian karena bos saya juga cinta lingkungan, malahan dia sering menceritakan kegiatan aktivist seperti kami dengan client-client, dia bukan hanya menyatakan sekedar jargon-jargon bahwa perusahaannya cinta lingkungan, tetapi dia telah mendobrak stigma miring tentang aktivist dengan dukungan melebihi batasan yang ada yaitu jam dan hari kerja yang sangat flexible.
Program program yang jelas, menghasilkan simpatik para management perusahaan lapis atas, bila simpatik terbentuk maka kegiatan skala besar dapat kita jalankan salah satunya " Tanam 100 ribu mangrove 2014-2015"(Red 001)